Musik

nada

Siapa yang tidak kenal musik? Semua orang pastinya mengenal yang namanya musik. Musik seolah menjadi bagian dari kehidupan manusia termasuk saya yang sampai sekarang masih mendengarkan musik walaupun tidak sesering dahulu.

Pertama kali tahu tentang musik bagi saya pastinya semenjak masih dibuaian ibu yang sering mendendangkan lagu-lagu jawa seperti Gundul-gundul pacul, ilir-ilir, atau yang terdengar sedikit heroik yaitu Aku seorang kapitan.  Lambat laun menjelang SMP sudah mulai masuk ke telinga saya jenis musik yang lebih beragam terutama musik rock. Puncaknya pada masa SMA ketika saya diberikan kado ulang tahun oleh ayah saya berupa gitar akustik yang akhirnya membuat saya semakin getol bermain musik.

Salah satu teman SMA yang akhirnya mengenalkan saya musik rock yaitu Jack. Dari dia lah saya mengenal beragam macam aliran musik bahkan hingga sejarahnya. Sampai-sampai dalam suatu tugas membuat karya ilmiah, kelompok kami membuat makalah yang bertemakan sejarah musik rock. Terdengar asing dan anti mainstream karena kebanyakan kelompok lain bertemakan ke-fisika-fisika-an atau ke-kimia-kimia-an. Saat itu saya sudah mengenal dan mendengarkan lagu-lagu dari Led Zeppelin, Queen, Dream Theater, Deep Purple, Jimi Hendrix, Metallica atau dari dalam negeri seperti God Bless, Voodoo, Powermetal, dan masih banyak lagi pokoknya. Jack kerap membawa majalah musik Rolling Stone kebanggannya ke sekolah dan di sanalah saya membaca pengetahuan dan perkembangan musik. Saat itu ada stasiun radio Plus FM di Bogor yang hampir setiap hari memutar musik rock dari zaman baheula hingga terkini. Pada malam tertentu terdapat sesi request lagu yang mana saya tidak pernah melewatkan bagian tersebut. Dengan meminjam hp milik ibu saya, saya sering merequest lagu plus kirim-kirim salam. Seringnya yang mendapat kirim salam yaitu Jack dan teman-teman sekelas kami. Jack pun bahkan kerap mengirim balik salam dan hal tersebut selalu menjadi bahan candaan kami ketika di dalam kelas. Sayangnya saat ini stasiun radio tersebut sudah tidak mengudara.

Lewat radio Plus FM tersebut, Saya pernah mendengarkan lagu paling lama sedunia (sepertinya) selama 45 menit yang dibawakan oleh grup band Moby Dick yang sangat progressive rock sekali. Saya terakhir tahu mungkin lagu rock progresif terpanjang kedua setelah band Moby Dick yaitu lagu milik Dream Theater yang berjudul Six Degrees of Inner Turbulence selama 42 menit yang terdiri dari (seingat saya) enam bagian. Saking penasaran saya sempat meminjam CD audio original milik teman saya yang seorang drummer.

Di masa SMA pun saya memiliki grup band yang rutin berlatih di studio murah yang diawali dengan bermain PS sebelum berlatih musik. Band kami digawangi oleh sekumpulan orang aneh dan unik bahkan sedikit tidak waras karena setiap kami berkumpul pasti ada hal-hal lucu yang keluar dari tingkah polah salah seorang anggota band kami. Kebanyakan kami membawakan lagu-lagu buatan sendiri. Kadang membawakan lagu band indie asal Bandung yang hanya kami ketahui dan orang lain tak ketahui. Kadang memainkan lagu Mr Big hanya saja bukan yang judulnya Collorado Bulldog melainkan OSTnya Power Ranger! Intinya musik yang kami mainkan agak berbeda dengan yang teman kita mainkan pada umumnya. Paling-paling lagu populer yang cukup sering kami mainkan yaitu milik Radiohead yang judulnya Creep. Judul lagu andalan kami yaitu “Taman Safari” yang berisi nama-nama binatang di kebun binatang. Terdengar asing dan nyeleneh namun lagu inilah yang akhirnya membawa saya untuk manggung pertama kali di pentas seni SMA sepanjang sejarah kehidupan saya. Untuk pertama kalinya saya tampil di depan penghuni SMA sambil memegang bass dan tak tanggung-tanggung band kami membawakan lagu “Taman Safari” dan para penonton terlihat sangat terhibur (hahaha).

Masa SMA adalah masa pertama dan terakhir saya bermain musik. Masa kuliah sudah berganti menjadi penikmat musik saja. Mungkin sudah bukan prioritas lagi bagi saya untuk memuaskan diri di bidang musik. Malah saya lebih banyak berkecimpung di perkuliahan dan organisasi. Hal ini pun karena saya saat kuliah tidak kos sehingga cukup banyak energi yang terbuang setiap hari untuk perjalanan pergi-pulang menggunakan kereta api atau sepeda motor. Namun hal ini tidak mengurangi saya untuk tidak menikmati musik. Saya masih senang mendengarkan musisi favorit saya yaitu Eric Clapton. Petikan blues khas Eric Claptop saya selalu membuat terbuai (inilah salah satu dampak buruk musik menurut saya) dalam alunan nada. Saya sudah “jatuh cinta” dengan Eric Clapton lewat album Unplugged original yang saya dapatkan gratis dari kamar kontrakan yang tidak bayar uang bulanannya kepada orang tua saya. Selain Eric Clapton, musik jazz juga menjadi salah satu alternatif saya apabila sudah bosan mendengarkan musik rock. Casiopea, Tompi, Utha Likumahua, Balawan, Earth Wind and Fire, Fourplay, dan musik populer lainnya.

Nah sekarang saya malah tidak terlalu sering mendengarkan musik. Mendengarkan musik hanya sekedarnya saja sebagai selingan. Mengapa? Karena saya pikir apabila kita sudah ‘dibuai’ oleh lagu, kita akan sulit untuk keluar dari zona ‘buaian’ tersebut. Ya pada intinya sih yang sedang-sedang saja dan tidak berlebihan. Sekian postingan tulisan saya untuk tema musik.