
Saya suka menulis. Tidak peduli bagus atau jeleknya isi tulisan. Toh biasanya saya menulis di blog. Jika orang suka tulisan saya, bagus! Jika tidak, abaikan saja!
Menjelang tingkat akhir perkuliahan di kampus, bahkan saya pernah menulis buku. Isinya tentang peta meliputi sejarah, perkembangan, dan cara membaca peta. Namun, akhirnya ditolak oleh sebuah penerbit padahal sudah dilakukan revisi beberapa kali. Dongkol? Tidak juga. Sedikit sih dongkolnya haha.
Beberapa waktu setelah ditolak penerbit, akhirnya saya mengirim opini ke sebuah media massa terkemuka. Saya menulis dengan tema urbanisasi. Hasilnya, tulisan tidak dimuat di media versi cetak. Tetapi muncul di halaman suara mahasiswa situs pada versi web. Saya ketahui ini saat iseng browsing nama saya di mesin pencari google yang akhirnya membawa saya pada link tersebut.
Bahkan saya lebih tercengang ketika salah satu artikel saya di blog (tentang isu urbanisasi) dijadikan rujukan makalah mahasiswa! Nampaknya mahasiswa masa kini lebih senang mencari referensi di google dibandingkan dengan mencari bacaan langsung ke jurnal ilmiah. Well, seharusnya mereka menyaring informasi yang akan dijadikan rujukan sebelum menuangkan ke dalam sebuah tulisan.
Menjelang penghujung tahun 2014, saya iseng menuliskan artikel perjalanan ke sebuah majalah. Tidak berharap diterima, hanya dorongan pribadi saja mana tau editor akan tertarik. Ternyata, di edisi awal tahun tulisan saya nampang di majalah tersebut pada sebuah rubrik! Tentu saja saya senang bukan kepalang. Tulisan saya dibaca oleh jutaan penduduk Indonesia. Apalagi saya menulis tentang objek yang belum begitu ramai dibincangkan dunia kepariwisataan Indonesia yaitu kawah putih Tinggi Raja. Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya orang yang datang ke lokasi tersebut, pemerintah setempat akan meningkatkan pelayanan dan fasilitas (juga amenitas) yang ada.
Oh ya, ada pula yang spesial pada gambar di atas. Kedua penulis merupakan satu almamater Departemen Geografi UI. Bedanya, saya sudah menjadi alumnus, satunya masih menjadi mahasiswa. Selain itu pada majalah yang sama, terdapat artikel yang ditulis oleh alumnus yang lebih senior yang menceritakan pengalamannya mendaki di Annapurna (Himalaya).
Mari menulis 🙂