Nasib digantung

Semenjak kepindahan kerja dari Perdagangan menuju Medan, otomatis seluruh barang-barang – termasuk buku – pun diboyong serta ke Medan. Bahkan nasibnya masih tersimpan rapih di dalam pak-pak kardus berwarna cokelat yang memang sudah saya siapkan sebelumnya.

Continue reading “Nasib digantung”

Sang Juragan Teh

image

Iseng ngeblog langsung dari hp berhubung baru saja mendapat kabar bahwa penerbangan GA195 ditunda lebih lama dari tadinya jam 20.35 menjadi 21.35! Untungnya salah satu buku yang masuk dalam my so many waiting list’s books to be read dibawa sekalian mencicil sedikit membaca saat jemu menunggu di salah satu lounge Bandara Kuala Namu.
Sang Juragan Teh, novel karya Hella Haasse, sedikit menyentil mata ketika saya berkunjung ke toko buku beberapa waktu silam. Setting tempat yang berlokasi di Hindia, mau tak mau  akhirnya menggoda iman saya untuk akhirnya membeli.
Karena baru baca seuprit belum banyak sebenarnya yang bisa diceritakan dari novel tersebut. Namun, Rudolf nampaknya akan menjadi tokoh utama pada isi novel tersebut yang merupakan anak pengusaha kebun teh di Arjasari. Pada awal-awal penceritaan juga disinggung-singgung keluarga Bosccha. Wah, jadi penasaran kelanjutan ceritanya.
Setelah selesai membaca novel ini mungkin beberapa minggu atau bahkan bulan ke depan, akan saya tulis juga semacam ringkasan di blog ini. Itu pun jika tidak malas haha.

Tetralogi Buru

Tetralogi Buru
Tetralogi Buru

Pergumulan saya dengan karya Pram, bermula saat SMA. Saat itu, di toko buku Gramedi* yang kebetulan berdekatan dengan SMA, saya menemukan sebuah buku yang cukup tipis berjudul Jalan Raya Pos dan tertulis Pramudya Ananta Toer sebagai pengarangnya.

Continue reading “Tetralogi Buru”